Minggu, 20 November 2011

Biar Mungil, tetap Nyaman dan Fungsional kok

oleh: Anissa Q. Aini
Foto: iDEA/ Dean Martin Saerang
Ukuran tidak menentukan fungsi sebuah ruangan. Yang kecil bukan berarti ga bisa fungsional. Mau bukti? Simak yang berikut ini.
Dalam rangka memaksimalkan penggunaan lahan, sudut ruang keluarga bisa lho , disulap jadi sudut baca yang nyaman. Supaya lebih jelas, perhatikan foto berikut. Sekilas kelihatannya seperti ruang duduk biasa. Simpel dengan sofabench , sebagai pencahayaan tambahan, ditempatkan standing lamp . Untuk rak buku, sudut baca ini memanfaatkan cerukan dinding.
Sudut baca ini menempati ruang berukuran kurang lebih 2mx1m. Biar mungil, tapi nyaman dan fungsional. Sebagai pelengkap, sekaligus sentuhan personal, dinding dihiasi beberapa foto pemilik rumah.
rmh anda2#34taufikMS_11
Yang juga tak kalah menarik pada ruang ini adalah rak buku pada cerukan dinding di sudut ruang. Sudut baca yang satu ini benar-benar mengefektifkan area sekecil apapun. Sebuah rak buku dibuat di dalam cerukan. Konsepnya mudah dan murah. Rak dibuat dari kayu, yang kemudian "dipasang" di dalam cerukan. Rak buku ini bikin area baca jadi lebih rapi. Ga akan ada tuh buku-buku berserakan. Jadi, ruangan mungil ini semakin terasa nyaman. Gimana? Tertarik?
Jadi, jika ada ruang sisa, kalau ukurannya pas, mulai deh buat rencana untuk memanfaatkannya. Sebagai ruang duduk, ruang baca, atau ruang apa saja, tergantung kebutuhan lah tentunya.

Kamis, 17 November 2011

Ingin Ruang Sempit jadi Lega? Manfaatkan Area Vertikal

oleh: Indra Zaka Permana

Ingin Ruang Sempit jadi Lega? Manfaatkan Area Vertikal
Hunian sesuai karakter, adalah solusi untuk memperkuat interaksi antara kita dan lingkungan. Memanfaatkan setiap ketinggian jadi ruang fungsional, akan melegakan ruang, dan perkuat karakter ruang.
Desain hunian pun tak hanya berurusan dengan caramendapatkan rasa aman, nyaman, dan tempat yang teduh. Desain hunian kini mengakomodasi kemampuan untuk mengarahkan seseorang untuk mengubah perilakunya sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan tempat hunian itu berdiri. Hidup di apartemen contohnya, semakin banyak orang yang “dipaksa” untuk berubah, atau minimal menyesuaikan diri. Penghuni apartemen secara tak langsung akan lebih memperhatikan kondisi eksternal huniannya, keamanannya, dan utilitas bangunannya (termasuk suplai listrik dan air).
Lalu bagaimana cara mendapatkan hunian yang bisa sesuai karakter atau bisa mengubah karakter kita jadi jauh lebih baik? Ada beberapa cara seperti berikut:-
-      Memanfaatkan desain fungsional, terolah secara vertikal . Hidup tak hanya berlangsung di lantai ruangan, tapi di setiap ketinggian ruangan kita bisa dimaksimalkan menjadi ruang yang fungsional. Memaksimalkan setiap ketinggian menjadi ruang-ruang yang lebih hidup akanmembuat kita menyadari hal-hal baru tentang potensi diri yang bisa dimaksimalkan lebih lanjut. Contoh termudah adalah memanfaatkan lemari menjadi area tangga di apartemen berukuran 3mx3m karya arsitek Raul Renanda. Lemari buku yang fungsional untuk buku, dimanfaatkan ketinggiannya untuk menjadi fungsional bagi kaki yang menapak mencapai dipan di area atas.
-      Memanfaatkan sisa-sisa ruangan menjadi “milik” panca indera kita. Sudut ruang seringkali menjadi prioritas terakhir, baik secara pemanfaatannya maupun perawatan setelah dimanfaatkan menjadi ruang-ruang dihunian kita. Permainan warna bisa jadi solusi agar area sudut bisa lebih hidup tak menjadi “lost space” yang mengurangi kualitas ruang. Kualitas ruangan akan terasa saat penghuni bisa merasakan keterkaitan secara positif dengan ruang yang ia tempati.
-      Gunakan material sebagai media untuk mengembangkan daya pikir dan daya apresiasi . Rumah adalah surga kita saat seluruh jiwa dan raga bisa terkait dengan desain hunian yang kita tempati. Hunian bisa terkait secara kontemplatif, dimana ruang-ruang di setiap hunian memberikan inspirasi dan “ruang interaksi” bagi penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, dan pengecapan.
Foto: iDEA/Indra Zaka Permana
Desain: Raul Renanda

Jumat, 11 November 2011

Kamar Mandi Kecil Harus Tetap Fungsional

oleh: Anissa Q. Aini

Foto: iDEA Online/ Anissa Q. Aini
Kamar mandi kecil bukan sebuah kekurangan,kok . Ukuran boleh kecil, tapi harus tetap fungsional dan nyaman, dong .
Zaman sekarang, pada perumahan di perkotaan, jarang sekali terdapat kamar mandi berukuran besar. Kecuali rumah yang memang berdiri di lahan yang cukup luas. Kamar mandi berukuran kecil sering dianggap kurang nyaman. Padahal seharusnya ukuran besar maupun kecil, tetap harus fungsional dan nyaman. Gimana ya caranya?
Dalam buku berjudul Practical Ideas for Kitchens and Bathrooms dikatakan bahwa kamar mandi berukuran kecil juga bisa nyaman dan fungsional. Hal ini menuntut kepintaran pemiliknya dalam menatanya.
Ketika menata kamar mandi, salah satu poin penting adalah hindari lahan mati. Maksudnya, jangan sampai ada lahan yang tersia-siakan. Manfaatkan semua sudut yang ada seefektif mungkin. Tapi jangan sembarang menempatkan lemari atau rak, ya . Kalau memang tidak diperlukan, jangan sungkan untuk menyingkirkannya.
Pilihan warna juga berpengaruh besar, lho . Pilihan warna-warna pucat pas sekali diaplikasikan di kamar mandi berukuran sempit. Kenapa? Soalnya warna gelap membuat ruangan tampak lebih sempit. Kalaupun mau tetap menggunakan warna gelap, jangan aplikasikan pada bagian-bagian ruangan yang dominan, seperti dinding.
Kamar mandi di foto ini contohnya, berukuran 2,5mx2m. Meski berukuran relatif kecil, kamar mandi ini tetap berfungsi maksimal. Pilihan warna putih sebagai warna dominan, membuatnya tampak lebih terang, bersih, dan lega. Warna hitam diaplikasikan sebagai penyeimbang. Jangan lupakan peran cermin dan penggunaan material kaca pada shower area . Keduanya membuat kamar mandi terasa lebih "ringan".
Lokasi: Unit Contoh Permata Hijau Residence, Permata Hijau, Jakarta Barat
Foto: iDEA Online/ Anissa Q. Aini

Selasa, 08 November 2011

Ini Dia Contoh Kamar Mandi Sehat!

oleh: Anissa Q. Aini

Ini Dia Contoh Kamar Mandi Sehat!

Sinar matahari bebas masuk, udara lancar mengalir, dan tanaman pot bantu segarkan ruangan. Ini dia yang dibutuhkan untuk membuat sebuah kamar mandi sehat. Seperti yang satu ini.

Kamar mandi memang tidak pernah digunakan lebih dari satu jam, tapi bukan berarti ruangan 1,5m x 1,5m, dengan bak mandi atau shower  dan kloset sudah cukup. Seperti halnya ruangan lain di dalam rumah, kamar mandi pun perlu diperhatikan kesehatannya. Jadi tidak hanya fungsional, tapi juga nyaman digunakan untuk beraktivitas.
Lembap adalah masalah yang paling menjadi ancaman di kamar mandi. Udara lembap berpotensi menimbulkan lumut dan jamur, yang akhirnya berpotensi pula menimbulkan kuman penyakit. Walaupun membasuh badan mungkin hanya butuh waktu 15-30 menit, siapa yang mau melakukannya di kamar mandi yang kotor karena lumut dan jamur, berbau tak sedap pula?
Nah, kamar mandi yang Anda lihat di foto ini boleh dikatakan sebagai salah satu contoh kamar mandi sehat. Kita bahas satu per satu, ya . Pertama, kamar mandi ini didesain untuk bisa memasukkan banyak sinar matahari, yaitu lewat skylight . Cukup sinar matahari membuat kamar mandi lebih cepat kering, sehingga jamur, lumut, dan bakteri tidak berkembang biak. Selain itu, hemat listrik pula, karena selama matahari bersinar, kamar mandi ini tidak perlu penerangan dari lampu.
Kedua adalah lubang angin. Di salah satu bidang dinding kamar mandi ini terdapat lubang-lubang kecil, sebagai jalur pertukaran udara. Banyak orang ragu membuat lubang angin di dinding, seperti ini. Alasannya karena takut privasi saat mandi terganggu. Padahal bisa diakali, kok . Misalnya, Anda bisa menempatkan tanaman di depan dinding yang berlubang, supaya orang yang lewat tidak bisa mengintip. Jika lubang angin dibuat dari susunan bata, batako, dsb, seperti di foto ini, susun miring, sehingga orang tidak bisa memandang langsung ke area mandi.
Hal berikutnya yang membuat kamar mandi ini tergolong sehat adalah tanaman. Yak , tanaman pot! Terdengarnya sederhana, tapi tanaman punya peranan yang cukup baik untuk membantu menyegarkan udara di kamar mandi. Si pemilik kamar mandi di foto ini memilih sirih, tanaman yang selain mempercantik tampilan kamar mandi, juga dikenal bisa menyerap polutan. Ide yang bagus, bukan?
Bagaimana dengan kamar mandi Anda? Siap membuatnya jadi lebih sehat, dong .
Foto: iDEA/ Richard Salampessy

Jumat, 04 November 2011

Void: Jitu Luaskan dan Sejukkan Ruang

oleh: Anissa Q. Aini
Void: Jitu Luaskan dan Sejukkan Ruang

Rumah terasa lebih lapang, dengan udara yang lebih sejuk pula, siapa tak suka?

Rumah mungil selalu identik dengan kata "sempit", padahal kalau tahu triknya rumah mungil pun bisa terasa lapang dan nyaman. Salah satu trik yang akan kita biacarakan kali ini adalah penggunaan void.Apa, sih , void itu?
Void biasa ditemui di rumah-rumah dengan lebih dari satu lantai, yaitu ruang kosong hyang menghubungkan antara lantai satu dan lainnya. Tapi bukan berarti rumah dengan satu lantai tidak bisa memiliki void, buat rumah berplafon tinggi, kemudian sisakan ruang untuk dibuat ruang kosong ke atas, inilah yang disebut void.
Sifat void yang terbuka dan menerus ke atas memberikan perasaan lebih lapang, pada ruangan. Untuk rumah-rumah yang berukuran relatif lebih besar, biasanya void dihias dengan lampu gantung yang memanjang dari lantai atas ke bawah. Untuk rumah mungil justru hal ini sebaiknya dihindari. Pasalnya, penempatan elemen dekoratif yang berukuran besar dan berkesan berat, akan membuat ruangan terasa semakin sesak.
Lebih baik lagi jika bagian atas void dibuat berlubang. Dengan demikian, udara panas dari dalam rumah akan mengalir ke atas, melalui void, untuk kemudian dikeluarkan. Jika siklus udaranya demikian lancar, makan udara di dalam rumah pun akan terasa lebih sejuk. Mau?
Foto: iDEA/ Dean Martin Saerang

Selasa, 01 November 2011

Partisi Minimal Buat Ruangan Maksimal

oleh: Anissa Q. Aini

Foto: iDEA Online/Fardina R. Suri
Supaya ruangan tidak terasa sempit, jangan membatasi ruang dengan partisi yang solid.Gunakan yang lain!
Biasanya pembatas ruang atau partisi, menutup hampir sepanjang batas ruang yang dipisahkannya. Akibatnya, ruangan jadi terasa lebih sempit. Untuk mengakalinya, biasanya orang mencoba mengaplikasikan partisi transparan, sehingga kedua ruang masih "terkoneksi" walau agak samar-samar.
Selain si partisi transparan, bisa juga kita coba cara lain. Misalnya dengan meminimalisasi penggunaan partisi ruangan. Aplikasikan partisi hanya sebagai pembatas area kegiatan, jadi tidak membatasi seluruh ruangan. Contohnya, seperti partisi di dapur, di foto ini.
Partisi kaca pada foto ini membatasi area dapur dan ruang tamu. Ukurannya hanya sepanjang 78cm, dengan tinggi 2,5 m. Walaupun tidak menutup seluruh dapur, partisi ini tetap memenuhi fungsinya sebagai pembatas ruang. Partisi kaca berbingkai kayu ini mampu menghalangi pandangan, sehingga tak langsung tertuju ke dapur. Supaya tidak terlalu transparan, kaca partisi dilapisi dengan kaca film. Motif sulur dan bunga membuat tampilannya lebih cantik.
Partisi dibuat built in , ditempatkan persis di ujung kitchen set . Penempatannya juga mengisyaratkan bahwa partisi adalah batas akhir kitchen set dan dapur. Isyarat yang sama juga diterima oleh mereka yang berada di ruang tamu. Dengan demikian partisi kaca ini, terasa sebagai pemisah yang tegas antara kedua ruang. Keren kan ?
Lokasi: Unit Contoh Coatesville, Kota Wisata, Cibubur